Demokrat mengapreasiasi langkah PDIP
Demokrat mengapreasiasi langkah PDIP yang membuka diri untuk bergabung dengan kabinet. Bila hal itu benar-benar terjadi, maka Demokrat menilai PDIP tidak perlu masuk ke Sekretariat Gabungan (Setgab) Partai Koalisi seperti mitra-mitra koalisi pemerintah lainnya.
"Tidak ada keharusan bagi PDIP untuk masuk Setgab. Yang penting adalah komitmen mereka untuk mensukseskan program pemerintah, dan membangun bangsa bersama pemerintah," kata Wasekjen Demokrat, Saan Mustofa, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.
Wacana bergabungnya PDIP ke dalam kabinet makin berhembus kencang, seiring dengan isu kemungkinan adanya perombakan kabinet. Namun, Demokrat mengaku tidak mengetahui apakah PDIP benar-benar akan ditarik masuk kabinet atau tidak, karena hal itu bukan kewenangan mereka.
"PDIP kan baru menunggu dilamar (untuk masuk kabinet), belum minta dilamar. Nah, kalau soal lamar-melamar terkait kabinet itu adalah hak prerogatif Presiden," ujar Saan.
Menurut dia, sebagai partai, kewenangan Demokrat selama ini hanya sebatas membangun komunikasi saja dengan PDIP. "Komunikasi antara Demokrat dan PDIP sudah berjalan. Tinggal kualitas komunikasi itu ditingkatkan ke tataran implementasi politik yang bersifat strategis bagi kepentingan rakyat," jelas Saan.
Oleh karena itu, Demokrat menghargai langkah PDIP yang makin terbuka kepada pemerintah. "(Langkah PDIP) akan menjadi nuansa baru dalam perpolitikan kita," sahut Saan lagi.
Ia menambahkan, apabila PDIP suatu saat betul-betul berada di kabinet, maka akan ada warna baru pada pemerintahan. Demokrat pun tak mempersoalkan siapa kader PDIP yang berpotensi masuk kabinet.
"Soal siapa orangnya, itu kembali ke PDIP dan hak prerogatif Presiden. Terserah PDIP apakah akan menyerahkan simpatisan atau tokoh politiknya," tutur Saan.
Namun, tegasnya, sambutan positif Demokrat kepada PDIP bukan berarti mendorong terjadinya reshuffle kabinet. "Partai tidak dalam posisi mendorong, meminta, apalagi memaksakan reshuffle," kata Saan.
PDIP sendiri sebelumnya mengaku siap apabila memperoleh tawaran kursi kabinet, namun dengan catatan, kader yang duduk di kabinet mengundurkan diri dari partai terlebih dahulu.
"Jika Presiden butuh (kader PDIP), ya tidak masalah. Kalau dalam keadaan genting, (Presiden) mengambil kader partai kami, maka dia (si kader) berhenti dulu dari partai," kata Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP, Taufiq Kiemas, Kamis 10 Februari kemarin.
"Jika ada tawaran (kursi kabinet), maka akan kami terima dulu. Soal diambil atau tidak, itu urusan nanti," ujar Ketua DPP PDIP Puan Maharani, yang dalam waktu dekat akan segera diresmikan menjadi Ketua Fraksi PDIP di DPR. Demikian catatan online Type Approval Partnership tentang Demokrat mengapreasiasi langkah PDIP.
"Tidak ada keharusan bagi PDIP untuk masuk Setgab. Yang penting adalah komitmen mereka untuk mensukseskan program pemerintah, dan membangun bangsa bersama pemerintah," kata Wasekjen Demokrat, Saan Mustofa, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.
Wacana bergabungnya PDIP ke dalam kabinet makin berhembus kencang, seiring dengan isu kemungkinan adanya perombakan kabinet. Namun, Demokrat mengaku tidak mengetahui apakah PDIP benar-benar akan ditarik masuk kabinet atau tidak, karena hal itu bukan kewenangan mereka.
"PDIP kan baru menunggu dilamar (untuk masuk kabinet), belum minta dilamar. Nah, kalau soal lamar-melamar terkait kabinet itu adalah hak prerogatif Presiden," ujar Saan.
Menurut dia, sebagai partai, kewenangan Demokrat selama ini hanya sebatas membangun komunikasi saja dengan PDIP. "Komunikasi antara Demokrat dan PDIP sudah berjalan. Tinggal kualitas komunikasi itu ditingkatkan ke tataran implementasi politik yang bersifat strategis bagi kepentingan rakyat," jelas Saan.
Oleh karena itu, Demokrat menghargai langkah PDIP yang makin terbuka kepada pemerintah. "(Langkah PDIP) akan menjadi nuansa baru dalam perpolitikan kita," sahut Saan lagi.
Ia menambahkan, apabila PDIP suatu saat betul-betul berada di kabinet, maka akan ada warna baru pada pemerintahan. Demokrat pun tak mempersoalkan siapa kader PDIP yang berpotensi masuk kabinet.
"Soal siapa orangnya, itu kembali ke PDIP dan hak prerogatif Presiden. Terserah PDIP apakah akan menyerahkan simpatisan atau tokoh politiknya," tutur Saan.
Namun, tegasnya, sambutan positif Demokrat kepada PDIP bukan berarti mendorong terjadinya reshuffle kabinet. "Partai tidak dalam posisi mendorong, meminta, apalagi memaksakan reshuffle," kata Saan.
PDIP sendiri sebelumnya mengaku siap apabila memperoleh tawaran kursi kabinet, namun dengan catatan, kader yang duduk di kabinet mengundurkan diri dari partai terlebih dahulu.
"Jika Presiden butuh (kader PDIP), ya tidak masalah. Kalau dalam keadaan genting, (Presiden) mengambil kader partai kami, maka dia (si kader) berhenti dulu dari partai," kata Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP, Taufiq Kiemas, Kamis 10 Februari kemarin.
"Jika ada tawaran (kursi kabinet), maka akan kami terima dulu. Soal diambil atau tidak, itu urusan nanti," ujar Ketua DPP PDIP Puan Maharani, yang dalam waktu dekat akan segera diresmikan menjadi Ketua Fraksi PDIP di DPR. Demikian catatan online Type Approval Partnership tentang Demokrat mengapreasiasi langkah PDIP.
0 Response to "Demokrat mengapreasiasi langkah PDIP"
Posting Komentar