Awalnya Berjabat Tangan

Awalnya Berjabat TanganMenelusuri pasang surut hubungan Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bagaikan drama panggung politik. Kedua tokoh sudah terkenal tidak akur, menurut hasil informasi yang didapat blog Kerja Keras. Terutama Megawati yang dikenal emoh memiliki hubungan politik dengan SBY. Untuk itulah banyak pihak menilai pertemuan kedua tokoh dalam forum yang sama, yakni pada peringatan hari lahirnya Pancasila 1 Juni 2010 lalu, belum bisa dianggap sebagai bentuk rekonsiliasi antara kedua tokoh tersebut. Apalagi sampai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ikut bergabung dalam partai koalisi.

Banyak risiko yang harus dipertimbangkan. Hitung-hitungan menurut pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti, jika terjadi rekonsiliasi dan koalisi antara PDIP dan Partai Demokrat, PDIP akan lebih banyak ruginya ketimbang untungnya. Sebaliknya Partai Demokrat akan sangat diuntungkan. Bersalamannya Mega dan SBY pada 1 Juni itu nggak ada kaitannya dengan posisi partai saat ini.

Itu hanya kebetulan saja, peringatan hari lahirnya Pancasila itu Taufik (Taufik Kiemas) mengundang SBY, ujarnya. Bagaimanapun,menurut Ikrar, PDIP tetap tidak akan mendapatkan banyak keuntungan jika bergabung dengan koalisi. Sebab selain dianggap mengkhianati keputusan Kongres III di Bali,PDIP juga akan dicap sebagai parpol yang pragmatis. Risiko terbesar adalah PDIP akan ditinggalkan konstituennya karena dianggap tidak konsisten dengan tujuan semula.

Baca Juga


Minimal selama Mega memimpin PDIP, itu tidak mungkin akan bergabung dengan partai koalisi pemerintah saat ini, ujarnya. Meski banyak skenario politik, bisa jadi itu semakin menyudutkan PDIP. Apalagi dengan dibentuknya Sekretariat Gabungan Koalisi yang di dalamnya termasuk Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie. Karena itu, hitung-hitungan secara matematis, partai koalisi semakin besar dan banyak dukungannya. Sementara PDIP bisa jadi akan bertarung sendirian sebagai oposisi.

Namun tentu harga yang harus dibayar PDIP akan sangat mahal jika bergabung dengan koalisi. Jika koalisi terjadi, PDIP dan Bu Mega harus bisa menjelaskan kepada masyarakat atas keputusan itu. Parahnya, apa pun alasannya, masyarakat tidak akan bisa menerima dan tidak akan percaya. Karena ini perubahan yang sangat drastis. Masyarakat akan kecewa dan PDIP akan habis, paparnya.

Namun Ikrar menegaskan kondisi antara mantan Presiden Amerika Serikat (AS) George W Bush dan Presiden AS Barrack Obama jika dibandingkan dengan SBY dan Megawati adalah sangat berbeda. AS sebagai negara liberal dan konteks budayanya pun berbeda dengan Indonesia. Adalah sangat wajar jika mantan kepala negara memberikan ucapan selamat dan menyatakan mendukung presiden yang baru.

Demikian juga ketika John McCain kalah dalam pemilu melawan Obama, ia juga menyampaikan ucapan selamat kepada Obama dan menyatakan dukungannya terhadap pemerintah yang berkuasa. Di Indonesia pun hal itu wajar terjadi. Dalam konteks Mega dan SBY, bukan sekadar ucapan selamat dan dukungan, tetapi konteks rekonsiliasi antarkedua partai yang selama ini berbeda pendapat, paparnya.

Hal senada diungkapkan pengamat politik Kacung Marijan. Bisa jadi hubungan personal antara SBY dan Megawati suatu saat nantinya akan berpengaruh pada hubungan antarpartai. Artinya, jika hubungan kedua tokoh itu sudah mencair dan membaik, bisa jadi nantinya akan berdampak pada hubungan antara Partai Demokrat dan PDIP. Namun untuk menjadi demikian, dibutuhkan peristiwa besar yang mengakibatkan PDIP berubah sikap dari oposisi menjadi koalisi.

Itu kan hanya tanda-tanda awal dan itu hanya simbol, yakni SBY bersalaman dengan Mega. Namun substansi persoalannya kan belum terjadi. Saya kira rekonsiliasi masih jauh dari pemikiran PDIP, ungkapnya. Di sisi lain, kata Kacung, peluang partai koalisi menggandeng PDIP masuk dalam koalisi tidak menjadi perhatian utama karena akan sulit dilakukan. Sementara justru yang menjadi perhatian saat ini adalah posisi Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam koalisi.

”Jika rekonsiliasi terjadi antara PDIP dan Partai Demokrat,itu masihlah sebatas spekulasi dan belum empiris. Itu kecil kemungkinan terjadi. Buktinya meskipun Taufik melakukan manuver mendekat ke kekuasaan, PDIP masih tetap konsisten sebagai oposisi,” paparnya. Memang menyimak perjalanan pasang surut hubungan Megawati dan SBY cukup unik.Apalagi jika melihat di antara keduanya ada Taufik Kiemas, suami Megawati yang saat ini menjabat sebagai Ketua MPR.

Megawati sering dianggap emosional dan bersikukuh untuk tidak merapat ke partai koalisi. Sementara Taufik lebih realistis dengan melakukan sedikit manuver politik. Bagaimanapun, manuver-manuver Taufik hingga saat ini terbukti belum mampu mengubah pendirian Megawati dan sikap politik PDIP.Namun, bukan berarti tidak akan ada kemungkinan.

Sebagaimana diketahui, perjalanan pasang surut hubungan SBY–Megawati secara singkat bisa dideskripsikan dalam beberapa catatan rekam sejarah.Pada 1999, dalam masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, Megawati menjabat sebagai wakil presiden dan SBY sebagai Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).

Kemudian pada 2001,Hamzah Haz dan SBY bertarung memperebutkan posisi wakil presiden untuk mendampingi Megawati yang saat itu menggantikan Presiden Abdurrahman Wahid. Pada tahun yang sama (2001) SBY mendirikan Partai Demokrat dan perseteruan antara Megawati dan SBY dimulai.

Bahkan Taufik sempat menyebut SBY sebagai orang yang kekanak- kanakan. Lalu pada 11 Maret 2004 SBY mundur dari jabatan Menkopolkam dan mencalonkan diri menjadi presiden. Kemudian SBY memenangi pemilu dan terpilih menjadi pemimpin di negeri ini mengalahkan Megawati. Setelah SBY menjadi presiden, selanjutnya PDIP menyatakan diri sebagai oposisi dan Megawati sering mengkritik kebijakan pemerintah.

Termasuk ketika Megawati menyindir SBY melakukan tebar pesona dalam penanganan masalah bencana tsunami dan lumpur Lapindo, menurut informasi yang di dapat blog Kerja Keras. Hubungan Megawati dan SBY terus berlangsung dingin hingga akhirnya mereka bertemu dalam satu forum dan berjabat tangan pada awal Juni lalu.

Related Posts

0 Response to "Awalnya Berjabat Tangan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel