Sensus dan Pembangunan Daerah

Sensus dan Pembangunan DaerahSekedar mengingatkan saja bahwa pada postingan sebelumnya di blog Kerja Keras membahas tentang Memaknai Hari Pendidikan, dan kali ini saya akan membahas tentang Sensus dan Pembangunan Daerah. Menurut informasi yang diterima oleh blog Kerja Keras bahwa Setelah 10 tahun berlalu,pada 1–31 Mei 2010 Indonesia akan melaksanakan sensus penduduk yang keenam setelah merdeka.

Mengingat kelangkaan data sosial-ekonomi dan demografis di tingkat administrasi pemerintahan terbawah, data hasil Sensus Penduduk 2010 akan sangat bernilai dalam menentukan keberhasilan dan keterbatasan pembangunan di daerah, khususnya di tingkat desa, kecamatan,dan kabupaten atau kota.

Beragam pihak masih kecewa dengan kinerja pembangunan di banyak provinsi dan kabupaten atau kota yang sedikit sekali berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerahnya. Padahal, hakikat otonomi daerah adalah bahwa diberikannya kewenangan keuangan, politik, dan kekuasaan memungkinkan suatu kabupaten atau kota dan provinsi menyusun perencanaan, program, dan agenda pembangunan yang paling cocok dengan aspirasi dan realitas masyarakat di daerah tersebut. Kebutuhan riil masyarakat dapat dilihat dari data statistik yang benar.

Data dapat mengungkap potret kebutuhan masyarakat. Setelah 10 tahun dari sensus terakhir tahun 2000, praktis selama ini perencanaan pembangunan di daerah lebih banyak didasarkan atas data makro dengan agregasi kabupaten atau provinsi. Konsekuensinya, daerah memiliki keterbatasan pengetahuan terkait fenomena perubahan demografis, sosial, dan ekonomi rumah tangga di level kecamatan dan desa. Kenyataan yang ironis. Saat ini tidak ada satu kecamatan pun, apalagi untuk tingkat desa, di Indonesia yang memiliki data mutakhir terkait komposisi, struktur, karakteristik, dan perwajahan sosial ekonomi penduduk.

Padahal, data statistik jenis ini sangat dibutuhkan dalam rangka membuat perencanaan pembangunan wilayah kecil (small spatial for development planning) untuk menyejahterakan masyarakat. Bagaimana kabupaten atau kota dapat mengisi otonomi itu dan membuat masyarakatnya sejahtera jika situasi objektif perwajahan sosial-ekonomi di setiap segmentasi masyarakatnya justru tidak dikenali. Di sinilah salah satu nilai strategis dari data yang akan dihasilkan dari Sensus Penduduk 2010.

Beberapa variabel kunci untuk kebutuhan perencanaan pembangunan wilayah kecil yang dihasilkan dari Sensus Penduduk 2010 antara lain data demografis, yaitu jumlah, struktur, dan komponen kependudukan seperti kelahiran, kematian, dan migrasi, menurut blog Kerja Keras. Sensus Penduduk 2010 juga akan menghadirkan data terkait struktur lapangan dan jenis pekerjaan penduduk, tingkat pendidikan yang ditamatkan dan kemampuan baca-tulis, akses terhadap media telekomunikasi, urbanisasi, kesehatan, sanitasi, dan kualitas perumahan tempat tinggal penduduk. Data mobilitas penduduk yang akan dihasilkan dari kegiatan Sensus Penduduk 2010 adalah data mobilitas permanen seumur hidup dan mobilitas selama lima tahun terakhir.

Dengan menggunakan batasan ruang pindah (migration defining region), yaitu administrasi kabupaten atau kota, berarti data migrasi antar kabupaten atau kota di seluruh Indonesia akan dapat diperoleh. Ini berarti kita akan mendapatkan gambaran kecenderungan yang relatif utuh tentang wilayah-wilayah yang atraktif didatangi oleh migran dan daerahdaerah yang masih terbelakang dan cenderung ditinggalkan penduduknya. Ini juga salah satu pendekatan untuk melihat ketimpangan pembangunan. Sensus Penduduk 2010 juga akan memberi nilai tambah pada isu otonomi daerah dan menjelaskan kecenderungan etnosentrisme yang kini justru tumbuh di beberapa daerah. Adanya data mutakhir tentang volume, arus, dan kecenderungan migrasi serta komposisi etnis dan agama akan sangat bermanfaat bagi penciptaan kebijakan nasional dan daerah yang komprehensif mengenai cara yang seharusnya dipakai oleh daerah menyiasati keanekaragaman tersebut.

Informasi statistik terkait keadaan sosialekonomi dan demografi rumah tangga, yang akan diperoleh dari kegiatan Sensus Penduduk 2010, juga akan mampu digunakan sebagai indikasi awal tentang perbandingan kualitas kesejahteraan antarkecamatan dan bahkan antardesa serta antarjenis kelamin. Dengan demikian isu ketimpangan pembangunan antarwilayah kecil dan isu gender akan dapat dibaca dengan mudah. Dengan gambaran spasial terkait demografis dan keadaan sosial-ekonomi penduduk, desain strategi besar (grand strategy) pembangunan wilayah, terutama kaitannya dengan penciptaan pusat-pusat pertumbuhan kawasan, akan dapat dilakukan dengan arah dan sasaran yang lebih tepat. Contoh-contoh yang dikemukakan hanya sebagian dari banyaknya peluang informasi kuantitatif objektif yang dapat dihasilkan dari kegiatan Sensus Penduduk 2010.

Data statistik wilayah kecil yang akan dihasilkan dari Sensus Penduduk 2010 idealnya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi penyusunan perencanaan, program, dan agenda pembangunan, khususnya di tiap kabupaten atau kota. Namun ini semua kembali kepada niat, kemauan politis, dan kualitas kepemimpinan dari jajaran eksekutif maupun dari jajaran legislatif di provinsi, kabupaten atau kota dan bahkan di tingkat desa.

Selama ini perencana di seluruh daerah ambil contoh kabupaten atau kota di Indonesia bersandar pada penggunaan data hasil survei yang walaupun kualitas datanya cukup baik, hal itu tetap belum cukup untuk menggambarkan permasalahan di wilayahwilayah kecil seperti di tingkat kecamatan dan desa atau kelurahan. Benar bahwa hampir setiap desa di Indonesia memiliki papan monografi desa yang diisi beberapa jenis data, tetapi akurasinya jauh dari realitas dan angkanya dibuat tanpa melalui tahapan standar prosedur pendataan statistik secara benar. Data inilah yang kemudian tetap digunakan. Tentu saja, karena inputdatanya yang jauh dari layak, output-nya adalah program pembangunan yang mubazir dan jauh dari realitas yang dibutuhkan rakyat. Sensus Penduduk 2010 akan memberikan banyak peluang dari kekayaan data wilayah kecil yang disediakannya. Data yang dihasilkannya akan dapat dimanfaatkan di tingkat daerah untuk lebih mengenal masyarakat sendiri dengan lebih baik.

Untuk membuktikan keseriusan semua pihak akan pentingnya data statistik yang benar, selayaknya semua komponen bangsa, terutama jajaran pemerintah daerah, dapat bersama- sama menyukseskan Sensus Penduduk Indonesia Mei 2010 dan juga sukseskan Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, jangan sampai pada waktu pertandingan berlangsung terjadi gangguan di jaringan televisi yang kita tonton.

0 Response to "Sensus dan Pembangunan Daerah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel