Memaknai Hari Pendidikan

Memaknai Hari PendidikanDiski, Tarian Afsel untuk Dunia merupakan postingan sebelumnya di blog Kerja Keras, dan kali ini Type Approval akan membahas tentang Memaknai Hari Pendidikan. Menurut informasi yang saya dapatkan bahwa puncak hari pendidikan yang diperingati secara nasional kemarin selayaknya menajamkan pandangan kita tentang dunia pendidikan.

Harus bagaimana reformasi dunia pendidikan kita, diarahkan ke mana, dan akhir tujuan dari pendidikan kita seperti apa? Dalam perkembangan terakhir, ada semacam ketakutan dan kecemasan dari masyarakat kita dalam menghadapi dunia pendidikan, sangat bertolak belakang dengan dunia sepak bola yaitu bergembiranya warga dunia dalam menyambut Piala Dunia 2010 Afrika Selatan yang di adakan setiap empat tahun sekali. Hal ini dipengaruhi munculnya kecenderungan dunia pendidikan kita yang mengarah pada polarisasi yang semakin jauh dari jangkauan masyarakat. Ada dua hal yang patut dicatat. Pertama tentang fenomena ujian nasional yang masih menjadi momok bagi anak didik serta orang tua murid. Kedua tentang sistem pembiayaan dunia pendidikan kita. Kedua hal di atas sampai kini terus dipergunjingkan karena implikasinya tidak sederhana.

Dalam kasus ujian nasional, seperti yang kita saksikan dari hasil pengumuman dari tingkat sekolah menengah, ternyata masih banyak peserta tes yang tidak lulus, bahkan ada sekolah, terutama yang di daerah terpencil, tingkat kelulusannya sangat rendah. Menurut blog Kerja Keras bahwa memang Kementerian Pendidikan Nasional sudah menyiapkan jalan keluar, yakni dengan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengikuti tes ulang. Selain itu, kebijakan dari Kementerian Pendidikan Nasional akan memberikan perhatian khusus kepada sekolah-sekolah yang dinyatakan kualitasnya rendah. Namun, apakah dengan pendekatan ini problem dunia pendidikan kita selesai? Tentu belum! Dalam benak kita, sudah pasti harus disertai dengan perbaikan fasilitas pendidikan, kualitas guru, dan alat pendukungnya harus diperbaiki agar bisa memengaruhi kualitas outputnya.

Kebijakan ini sifatnya sangat mendesak untuk dilaksanakan karena memang tidak ada alasan lain untuk menunda. Kerangka berpikir kita adalah mutu pendidikan harus menjadi prioritas utama. Dalam konteks memperbaiki kualitas pendidikan, sudah sepatutnya Kementerian Pendidikan Nasional juga mempertimbangkan sistem pembelajaran. Apa pun, perkembangan dunia teknologi sangat berpengaruh besar dalam perkembangan anak-anak era sekarang dan sudah sewajarnya pula sistem pembelajaran bisa mengikuti tren teknologi yang kini sudah menjadi bagian perilaku anak-anak.

Artinya cara pandang dalam dunia pendidikan bahwa sistem pembelajaran yang masih tetap menggunakan cara tradisional harus mulai diubah dengan memperbarui dengan sistem teknologi, mulai dari komputerisasi, memperbanyak sistem permainan dalam unsur pembelajaran hingga melengkapi dengan berbagai macam teknologi untuk merangsang anak-anak menyukai setiap mata pelajaran. Bagi Kementerian Pendidikan Nasional, tentu tidak ada persoalan dengan peningkatan mutu pendidikan yang harus mulai memperhatikan aspek-aspek perangkat teknologi. Dasar pertimbangan kita karena alokasi anggaran pendidikan sudah mencapai 20% dari APBN.

Dengan besarnya alokasi anggaran ini, pihak kementerian harus mulai selektif dalam menggunakan anggaran. Namun, pihak Kementerian mesti tetap fokus dan memberi prioritas terhadap peningkatan mutu pendidikan melalui sarana teknologi yang memadai. Memang seiring dengan perkembangan dunia teknologi, banyak dari dunia pendidikan yang mulai mengejar target global dengan menerapkan standar internasional. Menurut blog Kerja Keras bahwa yang menjadi pertanyaan kita, apakah sejumlah sekolah yang mengejar target ini tetap dalam koridor yang benar? Pertanyaan ini kita ungkapkan karena setiap sekolah yang menempelkan label internasional memiliki konsekuensi biaya pendidikan menjadi sangat mahal. Apakah mahal ini memang sesuai dengan sistem dan mutu pembelajaran atau mahal ini dibuat lebih karena komersialisasi pendidikan?

Menurut blog Kerja Keras memang ada baiknya pihak Kementerian Pendidikan mulai mengontrol setiap sekolah yang menggunakan label internasional agar tidak terjadi polarisasi yang sifatnya merugikan masyarakat. Kontrol ini menjadi sangat penting agar label internasional dengan biaya tinggi itu tidak melahirkan disparitas baru dalam dunia pendidikan kita.

0 Response to "Memaknai Hari Pendidikan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel