Dewi Jadi Pedonor Bilqis

Pada postingan sebelumnya di blog kerja keras adalah energi kita menulis artikel berjudul Gigi Copot dan Mulut Sobek dan kali ini saya akan membahas tentang Dewi Jadi Pendonor Bilqis. Menurut informasi yang saya dapatkan dari mesin pencari google bahwa demi sang buah hati yaitu Bilqis Anindya Passa, dan sang Inu Dewi Farida Passa, di RSUP Dr Kariadi Semarang, Ibunda tetap berharap dialah yang dipilih tim dokter untuk menjadi pendonor hati dari buah hatinya yaitu Bilqis.

Keinginan tersebut di dukung tim dokter dan sang suami, Doni Ardianta Passa, meski hingga kemarin sudah ada delapan orang yang siap mendonorkan hati. Tim dokter hingga kemarin memang belum memutuskan siapa pendonor hati dari luar keluarga. Meski golongan darah bilqis dan Dewi-Doni berbeda, kemarin dokter tetap mengupayakan pendonor dari orang tua Bilqis. Bahkan kemarin, Dewi mulai menjalani rangkaian pemeriksaan untuk kesiapan menjadi pendonor hati.

Beberapa rangkaian pemeriksaan diantaranya foto foraks (dada), cek darah menyeluruh, elektrokardiogram (EKG) untuk jantung, dan ultrasonografi (USG) beberapa organ tubuh yang penting. Sejak tadi pagi, Dewi sudah menjalani puasa untuk kelancaran proses pemeriksaan, ungkap Dewi seusai makan diruang Merak RSUP Dr Kariadi, SEmarang kemarin.

Berdasarkan penuturannya, tim medis cangkok hati masih akan melanjutkan dengan pemeriksaan berikutnya. Pemeriksaan bisa dilanjutkan hari ini atau besok (senin). Dewi berharap hasil pemeriksaan bisa seperti yang diharapkan yaitu menjadi pendonor bagi buah hatinya. Dokter belum memberi tahu hasil pemeriksaan tadi dan saya mohon doa restu dari semuanya, pintanya. Mengenai pemeriksaan terhadap Dewi, salah satu anggota tim cangkok hati RSUP Kariadi, Dr Bambang wibowo, SpOG (K), menegaskan tim dokter tetap mengusahakan pendonor berasal dari salah satu orang tua.

Dia memaparkan, pemeriksaan dilakukan dengan mengontrol organ-organ vital seperti jantung, paru-paru, liver, untuk memastikan kondisi calon pendonor. Hingga keputusan untuk memilih pendonor harus tepat dan akurat, katanya. Salah satu anggota tim dokter lainnya, Prof Dr AG Soemantri, Sp A (K) juga mengatakan hal yang sama, yaitu orang tua pasien yang masih menjadi prioritas pendonor hati. Karena itu, pendonor dari luar keluarga belum diperlukan. Memang masih ada resiko penolakan dari tubuh pasien terhadap donor hati yang akan dicangkokkan, ungkapnya di semarang kemarin.

Menurutnya, Bilqis masih menjalani pemeriksaan seperti pemantauan keadaan jantung, paru-paru, mata, telinga, serta anggota tubuh lainnya. Secara umum ujarnya, Bilqis dalam kondisi baik dan dia berharap tetap setabil hingga selesai pelaksanaan operasi. Pakar darah tersebut memaparkan, tim medis akan terus melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan kondisi bilqis serta memutuskan calon pendonor yang tepat. Sebelumnya berdasarkan pengakuan dari pihak keluarga bilqis, hingga kemarin sudah ada delapan orang yang siap menjadi pendonor. Mereka memberikan kesanggupan melalui telpon atau datang langsung ke RSUP Dr Kriadi di Semarang. Tiga diantaranya berasal dari Semarang, Demak (Mragen), dan Malang.

Lima orang lain dari Jakarta, pendonor dari Magelang dan Semarang bahkan tengah menjalani rangkaian pemeriksaan oleh tim cangkok dari RSUP Dr Kriadi. Kisno merupakan salah satu dari calan pendonor hati tersebut. Pria asal Desa Jatikusno Rt03 Rw04 Mragen, Demak itu terlihat menunggu di depan tempat ruang bilqis dirawat kemarin. Keinginan kisno didorong oleh rasa prihatin atas kondisi Bilqis. Selain Kisno, salah seorang yang siap menyatakan diri sebagai pendonor hati bagi Bilqis juga datang dari salah seorang warga Kota Bekasi bernama Muhammad Syaiful yang berumur 27 tahun.

Warga jalan raya Hankam Rt 5/6, Jatimurni, Pondok Melati Kota Bekasi itu mengaku telah siap sepenuhnya untuk mendonorkan hati kepada Bilqis. Doni Ardianta Passa menegaskan bahwa bedah bocah pengidap saluran empedu tidak terbentuk atau berkembang sempurna (Atresia Bilier) itu dirasa belum memerlukan pendonor hati diluar anggota keluarga. Doni mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang tersedia menjadi pendonor bagi bilqis. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang terus memberikan dukungan materi, moril maupun kepedulian pendonorkan hati untuk Balqis.

Saya tidak menyangka respon masyarakat sangat luar biasa terhadap keadaan Bilqis, ungkapnya. Mengenai perkembangan keadaan bilqis, Doni menjelaskan, sejak tiba dirumah sakit minggu (3/2), Bilqis masih rewel karena dia masih menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Dari kemarin Bilqis sedikit flu mungkin masih kecapeaan dari perjalanan Jakarta ke Semarang, terang ibundanya. Dia menambahkan, secara umum keadaan Bilqis menjalani hari-hari layaknya di rumah. Bilqis masih suka bermain dengan boneka dan merasa terhibur dengan lagu-lagu dari grup band yang diputarnya melalui HP. Kalau dirumah dia juga suka membuka facebook, melihat foto-foto saudaranya yang berada di facebook milik Ibundanya, yang Bilqis bikin kesel karena jaringan speedy-nya itu loh yang kadang-kadang suka hilang... kata mbah gendeng sich jaringan speedy bangsat soalnya suka hilang pada waktu jaringan speedy itu lagi sangat diperlukan untuk bekerja.

Selain itu, kakaknya yang bernama ratu Aqila Passa juga mendampingi, jadi memang seperti dirumah keadaannya. Mengenai dana yang terkumpul dari program Koin Cinta Bilqis, imbuh dia, hal itu merupakan suatu amanah dan tanggung jawab. Ada wacana akan membentuk sebuah yayasan untuk membantu meringankan Bilqis-Bilqis yang lain, ujarnya. Kami para blogger berdoa supaya Bilqis cepat sembuh, amin...

0 Response to "Dewi Jadi Pedonor Bilqis"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel