Mengintip Surga
Pada postingan sebelumnya, kerja keras adalah energi kita menulis artikel tentang tabrakan mobil, dan kali ini kerja keras adalah energi kita akan menulis artikel dengan judul Mengiti Surga, gimana caranya mengintip surga? Judul tersebut hanyalah makna kiasan saja, ya gak mungkinlah kalu kita masih hidup dapat mengintip Surga, emangnya kita malaikat, hehehehehe....
CUKUP dengan berbuat baik pada sesama - tanpa pamrih, tanpa itung-itungan. Itu sama artinya Anda sudah mengintip sejuta kenikmatan yang Allah SWT selalu janjikan: surga. Cukuplah hanya menikmatinya sesaat. Tapi kalau ingin berkali-kali mengintip surga, ya berbuat baiklah terus-menerus!
BEGITULAH kurang lebih moral cerita seri komedi produksi Multivision Plus: MENGINTIP SURGA. Lewat tokoh dokter Sarah, seri ini menawarkan sebuah tontonan yang memberi tuntunan. Begitu banyak pesan yang bisa disampaikan lewat seri Mengintip Surga.
Mengintip Surga bercerita tentang pengalaman-pengalaman seorang dokter muda, idealis dan berani menghadapi tantangan (ini karena dia terikat sumpah Hipokrates). Sumpah seorang dokter yang akan membantu semua orang, tanpa pamrih, tanpa pandang bulu, tanpa melihat status sosial. Padahal, dokter Sarah adalah anak keluarga kaya, bapak-ibunya juga dokter dan pemilik rumah sakit. Sarah menolak ketika ibunya menawarkan bekerja di rumah sakit. Ia memilih mengabdi pada mereka yang membutuhkan pertolongannya, para masyarakat kelas bawah. Sarah memilih sebuah kampung kumuh di kota Jakarta, tapi tidak memiliki Puskesmas atau dokter.
Tidak ada dokter yang mau berprakter di kampung tersebut. Begitu banyak preman, bandit, tukang tadah, penjudi, dan semua profesi pelanggar hukum. BIDIN, tukang ojek langganan Sarah, sudah mengingatkan untuk tidak tinggal di kampung tersebut. Namun Sarah tetap nekat. Bahkan Bidin sempat jadi sasaran penodongan.
Sarah temui Pak RT dengan harapan pimpinan kampung itu bisa membantu. Nyatanya, selain penjudi, si RT ini juga tukang tadah barang-barang curian. Hanya di depan Sarah, ia harus memperlihatkan sisi baiknya. Termasuk membantu mencarikan kontrakan untuk praktik dokter Sarah.
Hari pertama, Sarah kedatangan seorang tetangga yang ingin membantu. Nyatanya, Sarah harus kehilangan tensi-meter. Hari pertama pula, Sarah tidak mendapatkan pasien. Mereka lebih percaya dukun dan minum jamu daripada harus ke dokter. Belum juga hari bergati, Sarah sudah kedatangan Jack, seorang pencuri kotak amal. Rumah kontrakan Sarah, menjadi tempat Jack biasa bersembunyi.
Masih juga hari belum berganti, Sarah mendengar percakapan tetangganya yang hendak melakukan perampokan. Malam itu juga, Sarah menemui Pak RT hendak melapor. Hanya ALIF - anak pak RT - yang menemuinya. Pak RT tengah asyik berjudi. BIDIN kembali mengingatkan untuk meninggalkan kampung tersebut, dokter Sarah memilih bertahan. Ia malah berargumen, justru dengan semua peristiwa yang dihadapinya, Sarah merasa bisa mengintip surga. Berbuat baik kepada sesame adalah kenikmatan tersendiri, tak ubahnya mengintip surga.
Nah, kalau semakin sering ingin melihat surga, ya berbuat baiklah sering-sering. Seperti dokter SARAH. Bukankah, menolong orang lain itu tak ubahnya menolong diri sendiri sebenarnya!. Saya informasikan saja, bagi yang kesel sama jaringan speedy kasih komentar saja jangan sukan-sungkan, karena sampai sekarang pun saya masih kesel sama yang namanya jaringan speedy.
CUKUP dengan berbuat baik pada sesama - tanpa pamrih, tanpa itung-itungan. Itu sama artinya Anda sudah mengintip sejuta kenikmatan yang Allah SWT selalu janjikan: surga. Cukuplah hanya menikmatinya sesaat. Tapi kalau ingin berkali-kali mengintip surga, ya berbuat baiklah terus-menerus!
BEGITULAH kurang lebih moral cerita seri komedi produksi Multivision Plus: MENGINTIP SURGA. Lewat tokoh dokter Sarah, seri ini menawarkan sebuah tontonan yang memberi tuntunan. Begitu banyak pesan yang bisa disampaikan lewat seri Mengintip Surga.
Mengintip Surga bercerita tentang pengalaman-pengalaman seorang dokter muda, idealis dan berani menghadapi tantangan (ini karena dia terikat sumpah Hipokrates). Sumpah seorang dokter yang akan membantu semua orang, tanpa pamrih, tanpa pandang bulu, tanpa melihat status sosial. Padahal, dokter Sarah adalah anak keluarga kaya, bapak-ibunya juga dokter dan pemilik rumah sakit. Sarah menolak ketika ibunya menawarkan bekerja di rumah sakit. Ia memilih mengabdi pada mereka yang membutuhkan pertolongannya, para masyarakat kelas bawah. Sarah memilih sebuah kampung kumuh di kota Jakarta, tapi tidak memiliki Puskesmas atau dokter.
Tidak ada dokter yang mau berprakter di kampung tersebut. Begitu banyak preman, bandit, tukang tadah, penjudi, dan semua profesi pelanggar hukum. BIDIN, tukang ojek langganan Sarah, sudah mengingatkan untuk tidak tinggal di kampung tersebut. Namun Sarah tetap nekat. Bahkan Bidin sempat jadi sasaran penodongan.
Sarah temui Pak RT dengan harapan pimpinan kampung itu bisa membantu. Nyatanya, selain penjudi, si RT ini juga tukang tadah barang-barang curian. Hanya di depan Sarah, ia harus memperlihatkan sisi baiknya. Termasuk membantu mencarikan kontrakan untuk praktik dokter Sarah.
Hari pertama, Sarah kedatangan seorang tetangga yang ingin membantu. Nyatanya, Sarah harus kehilangan tensi-meter. Hari pertama pula, Sarah tidak mendapatkan pasien. Mereka lebih percaya dukun dan minum jamu daripada harus ke dokter. Belum juga hari bergati, Sarah sudah kedatangan Jack, seorang pencuri kotak amal. Rumah kontrakan Sarah, menjadi tempat Jack biasa bersembunyi.
Masih juga hari belum berganti, Sarah mendengar percakapan tetangganya yang hendak melakukan perampokan. Malam itu juga, Sarah menemui Pak RT hendak melapor. Hanya ALIF - anak pak RT - yang menemuinya. Pak RT tengah asyik berjudi. BIDIN kembali mengingatkan untuk meninggalkan kampung tersebut, dokter Sarah memilih bertahan. Ia malah berargumen, justru dengan semua peristiwa yang dihadapinya, Sarah merasa bisa mengintip surga. Berbuat baik kepada sesame adalah kenikmatan tersendiri, tak ubahnya mengintip surga.
Nah, kalau semakin sering ingin melihat surga, ya berbuat baiklah sering-sering. Seperti dokter SARAH. Bukankah, menolong orang lain itu tak ubahnya menolong diri sendiri sebenarnya!. Saya informasikan saja, bagi yang kesel sama jaringan speedy kasih komentar saja jangan sukan-sungkan, karena sampai sekarang pun saya masih kesel sama yang namanya jaringan speedy.
0 Response to "Mengintip Surga"
Posting Komentar